Selasa, 01 Juli 2025

Upin Ipin Itu…

SECARA tidak sengaja saya menonton kartun Upin Ipin. Tidak sengaja karena yang mengganti saluran televisi  adalah para keponakan dan saya sedang duduk di situ. Upin Ipin diproduksi oleh sebuah rumah produksi di negara jiran kita (Malaysia) yang terkadang mengesalkan itu. Adalah Les’ Copaque Production Sdn. Bhd. yang memproduksi kartun dengan karakter dua bocah gundul ini pada 2007.

Lalu masuk ke Indonesia pada 2008 dan digemari hingga sekarang. Sudah 17 tahun. Sejatinya cerita yang ditampilkan Upin Ipin biasa saja. Tema yang digarap masih berkisar tema umum yang digunakan dalam cerita anak. Misalnya cerita soal menjaga kebersihan.  Nah, kebetulan yang saya tonton ini cerita Upin Ipin yang bertajuk “Jaga Kebersihan” . 

Dalam cerita itu, Upin, Ipin, dan teman-temannya diajak membersihkan kampung bersama-sama. Kampung mereka kotor karena banyak sampah berserakan.  Nah, Kak Ros dan Tok Dalang turun tangan membimbing bocil-bocil yang agak resek itu. Dari sini dua bocah undul dan teman-temannya belajar pentingnya menjaga kebersihan sebagai tanggung jawab bersama. Episode ini menanamkan kesadaran pada anak-anak tentang dampak sampah bagi kesehatan dan lingkungan. Jadi, bagus bukan sebagai tontonan anak.

Perihal buruknya gawai, Upin Ipin juga punya. Dengan tajuk  “Ketagihan Gajet”, Upin, Ipin, dan teman-temannya diceritakan mulai kecanduan bermain game di tablet dan ponsel. Waktu mereka banyak dihabiskan untuk memelototi gawai daripada bermain di luar. Akibatnya, mereka jadi malas belajar, kurang berinteraksi, dan fisik mereka terlihat lesu.  Kak Ros dan Opah kemudian mengingatkan mereka pentingnya keseimbangan, membatasi penggunaan gawai. 

Nah, saya tidak mempromosi Upin Ipin, namun cerita adik-adik Kak Ros ini cukup bagus sebagai bahan edukasi mengenai perilaku baik dan bermanfaat. Kartun ini telah menggunakan bahasa kebaikan.  Marks Twain pernah bilang, “Kindness is a language which the deaf can hear and the blind can see.” Kebaikan adalah bahasa yang dapat didengar oleh orang tuli dan dilihat oleh orang buta. Eh, saya tidak sengaja mengatakan itu ya. Salam.

Tidak ada komentar: